Tuesday, December 16, 2025
HomeBeritaWAWANCARA - Jubir Palang Merah: Runtuhnya rumah di Gaza memprihatinkan, korban terus...

WAWANCARA – Jubir Palang Merah: Runtuhnya rumah di Gaza memprihatinkan, korban terus bertambah

Komite Internasional Palang Merah (ICRC) menyatakan bahwa kehidupan di Jalur Gaza masih berada dalam kondisi yang sangat sulit, meskipun lebih dari 2 bulan telah berlalu sejak perjanjian gencatan senjata mulai berlaku.

Juru bicara media Palang Merah di Gaza, Amani Al-Nawaaq, dalam wawancara dengan Al Jazeera Net, menegaskan bahwa runtuhnya bangunan-bangunan yang sebelumnya telah rusak akibat banjir dan cuaca ekstrem merupakan hal yang sangat mengkhawatirkan.

Kondisi tersebut, menurutnya, secara tragis terus menambah jumlah korban jiwa di Gaza.

Dalam banyak kasus, warga sipil terpaksa berlindung di bangunan-bangunan yang tidak aman itu karena tidak memiliki pilihan lain, meskipun risiko yang mereka hadapi sangat besar.

Berikut ini petikan lengkap wawancara tersebut:

Bagaimana Anda memantau krisis kemanusiaan yang dialami hampir 2 juta warga Palestina di Jalur Gaza sebagai dampak dari perang yang berlangsung selama dua tahun?

Kehidupan sehari-hari masih sangat sulit bagi ratusan ribu penduduk Gaza. Situasi belum kembali seperti sebelum eskalasi terjadi.

Ribuan keluarga masih tercerai-berai dan kehilangan orang-orang yang mereka cintai. Masyarakat kelelahan dalam upaya mereka untuk mendapatkan makanan, air bersih, obat-obatan, serta tempat tinggal yang layak.

Dalam semua ini, warga sipillah yang menanggung beban dan harga paling mahal.

Lebih dari 80 persen wilayah Gaza telah terdampak oleh perintah evakuasi selama beberapa bulan terakhir.

Akibatnya, warga sipil kini berdesakan di area yang nyaris tidak mampu menampung jumlah penduduk yang begitu besar.

Pada saat yang sama, layanan dasar masih belum berfungsi secara efektif di banyak wilayah, dan kondisi kehidupan warga sipil dapat digambarkan sebagai sangat berat.

Kebutuhan akan peningkatan pasokan bantuan dalam skala besar sangat mendesak untuk memenuhi kebutuhan penduduk.

Selama 2 tahun terakhir, ketidakstabilan dalam penyediaan kebutuhan—bahkan untuk bahan-bahan dasar—telah menyebabkan masyarakat tidak memperoleh makanan yang cukup.

Mereka juga tidak mampu mengakses tempat perlindungan yang aman dan layak, serta terpaksa menghabiskan sebagian besar waktu mereka hanya untuk menunggu kedatangan truk air.

Apakah kondisi kehidupan warga berubah setelah perjanjian gencatan senjata yang mulai berlaku pada 10 Oktober lalu hingga saat ini?

Meskipun intensitas permusuhan telah menurun secara signifikan, tantangan besar masih tetap ada.

Warga tidak dapat hidup dengan bermartabat dalam kondisi seperti ini. Privasi nyaris tidak ada, ruang hidup sangat terbatas, begitu pula fasilitas kebersihan dan sanitasi.

Meski harga-harga mengalami penurunan, namun belum kembali ke tingkat sebelum pecahnya perang Israel pada 7 Oktober 2023.

Oleh karena itu, banyak kebutuhan pokok warga masih tergolong mahal, bahkan ketika barang-barang tersebut tersedia.

Selama lebih dari 24 bulan, warga Gaza mengalami permusuhan yang intens, kehancuran dalam skala luas, serta pengungsian berulang.

Bantuan yang diberikan harus mampu menjawab tantangan yang bersifat mendesak sekaligus jangka panjang.

Bantuan tersebut tidak hanya terbatas pada pangan dan tempat tinggal, tetapi juga mencakup perbaikan dan rekonstruksi infrastruktur, serta harus disalurkan secara berkelanjutan, efisien, terorganisasi, dan inklusif.

Bagaimana Anda menilai kondisi sistem kesehatan di Gaza saat ini?

Sistem kesehatan di Gaza mengalami kehancuran hampir total setelah mengalami kemerosotan berkepanjangan akibat permusuhan.

Rumah sakit-rumah sakit di Gaza menderita kekurangan pasokan medis yang sangat parah, sementara secara bersamaan terus menerima gelombang besar korban luka akibat perang.

Klinik rawat jalan dan pusat layanan kesehatan primer berupaya semaksimal mungkin untuk memenuhi kebutuhan pasien, termasuk perempuan dan anak-anak, yang selama ini tidak dapat mengakses perawatan medis yang dibutuhkan akibat konflik.

Selain itu, keterbatasan akses terhadap air bersih dan sistem sanitasi yang memadai menimbulkan risiko besar terhadap merebaknya penyakit seperti diare, disentri, hepatitis A, dan tifoid.

Dengan tekanan luar biasa yang dihadapi rumah sakit dan pusat layanan kesehatan primer, serta kelangkaan pasokan medis.

Sebagian besar pasien terancam tidak memperoleh pengobatan yang efektif. Hal ini meningkatkan risiko infeksi di tengah kondisi kehidupan yang sangat sulit.

Musim dingin belum sepenuhnya berlalu. Dalam cuaca ekstrem terakhir, 13 rumah dilaporkan runtuh dan menimbulkan korban jiwa serta luka-luka. Sejauh mana batas tanggung jawab Anda?

Laporan mengenai runtuhnya bangunan-bangunan yang telah rusak akibat banjir dan cuaca buruk sangat mengkhawatirkan, dan secara tragis terus menambah jumlah korban di Gaza.

Bertahan di rumah-rumah yang rusak tidak hanya mengancam keselamatan warga sipil karena risiko runtuh, tetapi juga karena bahaya dari sisa-sisa amunisi yang belum meledak.

Dengan datangnya musim dingin, penderitaan warga yang tinggal di tempat penampungan sementara atau tenda-tenda rapuh semakin bertambah.

Ini adalah musim dingin ketiga berturut-turut yang mereka hadapi dalam kondisi seperti itu.

Tenda-tenda tersebut tidak mampu bertahan menghadapi hujan deras dan angin kencang, sehingga ribuan keluarga terancam banjir dan suhu dingin yang ekstrem.

Dalam beberapa hari terakhir, ribuan keluarga mengalami kondisi yang nyaris tak tertahankan.

Banyak dari mereka menghabiskan malam tanpa tidur di tenda-tenda yang terendam air.

Barang-barang mereka rusak, akses jalan tergenang, dan penderitaan ini dipastikan akan terus berlangsung sepanjang musim dingin.

Air yang tidak aman dapat mencemari sumber air yang digunakan warga untuk mandi dan kebutuhan sehari-hari.

Air tersebut dapat bercampur dengan limbah dan saluran pembuangan, sehingga memicu risiko kesehatan serius, termasuk meningkatnya penyebaran tikus, hama, serta potensi wabah penyakit.

Lalu, apa saja intervensi yang dilakukan Palang Merah Internasional untuk memperbaiki kondisi ini?

Kami bekerja bersama para mitra di lapangan untuk merespons kebutuhan kemanusiaan yang mendesak di Gaza.

Dalam menghadapi musim dingin, kami telah melakukan perbaikan pada jaringan air dan sistem sanitasi.

Untuk tahun kedua berturut-turut, kami juga menyediakan pompa bergerak untuk menyedot air hujan bagi Otoritas Air Pesisir, guna mengurangi dampak banjir.

Selain itu, kami menyalurkan perlengkapan tempat tinggal bagi keluarga pengungsi yang terdampak banjir. Bantuan tersebut mencakup tenda, selimut, alas tidur, terpal, serta karung pasir.

Bisakah dijelaskan lebih rinci proyek-proyek Anda yang berkaitan dengan upaya mengurangi dampak perang terhadap penduduk sipil?

Kami terus merespons kebutuhan kemanusiaan yang sangat besar di Gaza untuk meringankan penderitaan warga sipil.

Dalam beberapa pekan terakhir, Komite Internasional Palang Merah telah menyalurkan berbagai bentuk bantuan.

Termasuk perlengkapan kebersihan, kebutuhan rumah tangga, perlengkapan hunian darurat dan forensik, serta selimut.

Kami juga mendukung sistem kesehatan Gaza yang nyaris runtuh melalui penyediaan perlengkapan medis.

Hingga kini, Rumah Sakit Lapangan Palang Merah di Rafah masih beroperasi dan memberikan layanan kesehatan bagi seluruh warga yang membutuhkan.

Sejak didirikan pada Mei 2024, rumah sakit tersebut telah mencatat lebih dari 177.000 konsultasi medis, lebih dari 800 proses persalinan, serta lebih dari 11.000 tindakan bedah, yang sebagian besar ditujukan bagi korban luka akibat perang.

Selain itu, kami mendukung dapur umum dan roti komunitas yang melayani ribuan keluarga pengungsi.

Fasilitas ini menjadi urat nadi kehidupan bagi ratusan keluarga di Gaza selama masa-masa yang sangat sulit, di tengah tekanan yang terus meningkat akibat besarnya kebutuhan.

Kami juga mendukung pengumpulan awal sampah padat serta pembukaan kembali jaringan saluran pembuangan di Kota Gaza, dengan menyediakan peluang kerja sementara dan membeli bahan-bahan pokok yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan tersebut.

Bersama para mitra lokal, kami melanjutkan rehabilitasi jaringan air dan sanitasi di Jalur Gaza.

Selain itu juga endukung perbaikan sumur-sumur air untuk meningkatkan akses warga terhadap air bersih, serta membantu distribusi air menggunakan truk bagi keluarga-keluarga pengungsi.

Sejauh mana upaya Anda dalam menangani isu pertukaran jenazah antara kelompok perlawanan dan pihak pendudukan?

Kami akan terus mendukung upaya fasilitasi pemulangan jenazah kepada otoritas forensik di Gaza dan Israel, berdasarkan permintaan pihak-pihak yang berkonflik, dalam kerangka perjanjian gencatan senjata terakhir.

Tugas ini dipercayakan kepada kami dengan persetujuan semua pihak, serta dalam kapasitas kami sebagai perantara yang netral, untuk memfasilitasi pemulangan jenazah.

Tujuannya, agar keluarga dapat menutup lembaran masa lalu dan memakamkan orang-orang tercinta sesuai keyakinan dan praktik keagamaan mereka.

Sebagai perantara netral, kami mendampingi tim pencarian atas permintaan dan persetujuan pihak-pihak yang berkonflik.

Namun, sebagai lembaga internasional, kami tidak melakukan pencarian atau penentuan lokasi jenazah manusia.

Tanggung jawab tersebut sepenuhnya berada di tangan pihak-pihak yang berkonflik, baik berdasarkan hukum humaniter internasional maupun perjanjian gencatan senjata.

Kami juga tidak terlibat dalam negosiasi terkait mekanisme teknis operasi ini, seperti bagaimana pelaksanaannya atau penentuan waktunya.

Perjanjian gencatan senjata memiliki peran penting dalam memungkinkan proses-proses ini berjalan dan memfasilitasi kembalinya jenazah kepada keluarga mereka.

Sangat penting pula agar gencatan senjata tersebut terus berlanjut, sehingga warga Gaza dapat bernapas lega, menutup babak menyakitkan ini, dan mulai membangun kembali kehidupan mereka.

Anda menerima jenazah tak dikenal dari Israel yang merupakan syuhada Palestina. Mengapa Palang Merah tidak menekan pihak terkait untuk membuka data dan identitas mereka?

Palang Merah memfasilitasi pemindahan jenazah ke otoritas forensik di Gaza berdasarkan perjanjian gencatan senjata dan atas permintaan pihak-pihak terkait, dalam kapasitas kami sebagai perantara netral.

Peran langsung kami dalam proses ini dimulai sejak jenazah diserahkan kepada kami di titik penyeberangan antara Israel dan Gaza.

Kami memastikan bahwa jenazah diperlakukan dengan penuh kehormatan dan martabat selama proses pemindahan, sesuai dengan standar kemanusiaan dan forensik medis yang diakui secara internasional.

Segala hal yang berkaitan dengan jenazah yang kami terima dibahas secara bilateral dengan otoritas terkait dan tidak kami sampaikan ke publik.

Kami sepenuhnya memahami betapa beratnya upaya keluarga untuk mengidentifikasi orang-orang tercinta mereka.

Mengingat keterbatasan yang sangat serius pada kapasitas otoritas forensik di Gaza serta minimnya peralatan yang dibutuhkan untuk proses identifikasi, Palang Merah memberikan dukungan untuk memastikan pengelolaan, dokumentasi, dan pelacakan semua jenazah dilakukan secara tepat, termasuk mereka yang hingga kini belum teridentifikasi.

Dukungan tersebut meliputi:

  • Pelatihan tentang penanganan jenazah secara layak dan bermartabat.
  • Donasi perlengkapan seperti kantong jenazah, kartu identifikasi, dan alat pelindung diri bagi para petugas.
  • Penyediaan peralatan teknologi informasi dan fasilitas pendinginan.
  • Dukungan dalam pengelolaan data.
  • Serta dukungan terhadap pengelolaan pemakaman dan infrastruktur terkait.

Upaya-upaya ini bertujuan memastikan bahwa jenazah tak dikenal dapat didokumentasikan dan ditelusuri secara benar.

Sehingga memberikan peluang terbaik untuk proses identifikasi di masa depan, serta membantu keluarga yang terdampak memperoleh jawaban.

Kami akan terus menjalankan peran kemanusiaan kami dalam memfasilitasi pemindahan jenazah guna membantu keluarga melewati masa duka dan membangun kembali kehidupan mereka.

Namun demikian, masih banyak yang perlu dilakukan, dan harus dilakukan dengan lebih cepat.

Ini bukan solusi instan, melainkan respons jangka panjang yang membutuhkan penilaian kebutuhan secara menyeluruh dan kemampuan untuk memenuhinya tanpa hambatan.

Apa saja hambatan yang dihadapi lembaga kemanusiaan internasional di Gaza, khususnya Komite Internasional Palang Merah?

Selama 24 bulan terakhir, para pekerja kemanusiaan di Gaza menghadapi tantangan keamanan dan logistik yang sangat berat.

Meski diberlakukannya gencatan senjata di Gaza memberikan sedikit kelegaan, berbagai kendala masih tetap muncul dalam upaya memenuhi kebutuhan di lapangan.

Dengan kehancuran besar-besaran di Jalur Gaza dan pengungsian massal, skala kebutuhan terus membesar.

Upaya kemanusiaan perlu ditingkatkan dan diperluas secara signifikan, termasuk dalam penyaluran bantuan.

Tidak ada satu pun pihak yang mampu secara sendiri memenuhi besarnya kebutuhan Gaza saat ini.

Setiap respons yang direncanakan memerlukan penilaian kebutuhan yang komprehensif serta koordinasi erat di antara berbagai aktor kemanusiaan.

Aliran bantuan yang meningkat juga harus disalurkan kepada warga sipil secara aman dan dengan cara yang menjaga martabat mereka.

Selain itu, para pekerja kemanusiaan harus menghadapi risiko yang ditimbulkan oleh sisa-sisa amunisi yang belum meledak, yang menjadi sumber kekhawatiran besar setelah lebih dari dua tahun konflik bersenjata intens.

Seluruh kekhawatiran tersebut kami sampaikan secara bilateral kepada otoritas terkait.

Bagaimana dengan program kunjungan tahanan di penjara Israel? Apakah masih dihentikan, dan apa dampaknya bagi para tahanan Palestina?

Komite Internasional Palang Merah belum dapat mengakses para tahanan di penjara Israel sejak Oktober 2023.

Kami kembali menegaskan pentingnya agar kami diberi informasi mengenai nama-nama seluruh tahanan Palestina, serta diizinkan untuk mengunjungi mereka.

Berdasarkan hukum humaniter internasional, para tahanan harus diperlakukan secara manusiawi, diberikan kondisi penahanan yang layak, serta diizinkan berkomunikasi dengan keluarga mereka.

Banyak keluarga Palestina menunggu dengan penuh kecemasan kabar tentang orang-orang tercinta mereka yang ditahan, dan merasa khawatir terhadap kondisi kesehatan dan keselamatan mereka.

Kami terus melakukan dialog dengan otoritas Israel untuk melanjutkan kembali kunjungan ke seluruh tahanan Palestina.

Terkait jenazah para syuhada yang masih tertimbun di bawah reruntuhan, apa langkah Anda dalam menangani isu kemanusiaan ini?

Kami memberikan dukungan kepada para pelaku lokal di lapangan untuk menyewa peralatan yang dibutuhkan guna mengevakuasi jenazah dari bawah reruntuhan.

Proses ini sangat kompleks dan memerlukan peralatan khusus, waktu yang panjang, serta kerja sama dari berbagai pihak.

Ribuan keluarga di Gaza telah menunggu selama dua tahun untuk dapat mengevakuasi jenazah orang-orang tercinta mereka dan memakamkannya dengan layak dan bermartabat.

Komite Internasional Palang Merah akan terus menjadikan kebutuhan ini sebagai prioritas utama, dengan kesadaran bahwa proses pengangkatan jenazah dari bawah reruntuhan dapat memakan waktu berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Terpopuler