Kepala Badan Intelijen Nasional Turkiye, Ibrahim Kalin, pada Sabtu bertemu dengan delegasi kelompok Palestina Hamas di Istanbul untuk membahas kesepakatan gencatan senjata di Gaza, demikian dilaporkan Anadolu.
Delegasi Hamas dipimpin oleh Khalil al-Hayya, anggota Biro Politik Hamas sekaligus kepala tim perunding.
Dalam pertemuan tersebut, delegasi Hamas menyatakan bahwa pihaknya telah mematuhi ketentuan gencatan senjata serta menyampaikan informasi terkait pelanggaran yang dilakukan Israel.
Pembahasan juga menyoroti peran Turkiye sebagai negara penjamin yang terus melakukan upaya intensif guna memastikan pelaksanaan gencatan senjata di Gaza, termasuk langkah-langkah untuk mencegah pelanggaran lebih lanjut oleh Israel.
Kedua pihak turut membahas persyaratan yang diperlukan untuk memasuki fase kedua Rencana Perdamaian Gaza, serta berbagai tantangan yang masih dihadapi dalam proses tersebut.
Pertemuan ini juga mencakup paparan mengenai bantuan kemanusiaan Turkiye untuk Gaza dan diskusi mengenai kerja sama berkelanjutan dengan negara-negara kawasan serta organisasi internasional guna memastikan masuknya lebih banyak bantuan, khususnya tenda pengungsian.
Selain itu, kedua delegasi menegaskan kembali komitmen terhadap rekonsiliasi nasional Palestina dan tujuan pembentukan negara Palestina yang merdeka.
Warga Palestina menegaskan bahwa Israel berulang kali melanggar kesepakatan gencatan senjata yang ditandatangani pada 10 Oktober, yang mengakhiri perang selama dua tahun dan telah menewaskan hampir 70.700 orang—sebagian besar perempuan dan anak-anak—serta melukai lebih dari 171.000 lainnya sejak Oktober 2023.
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, sedikitnya 395 warga Palestina tewas dan 1.088 lainnya luka-luka akibat serangan Israel sejak diberlakukannya gencatan senjata.

